Jumat, 26 Juli 2013

Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Psikolog dan psikiater,  Banyak orang awam yang salah kaprah mengenai profesi psikolog dan psikiater . ada beberapa hal mengapa banyak orang non-psikologi yang menganggap profesi psikolog dan psikiater itu sama. Pertama, mungkin karena faktor namanya yang mirip. kedua, keduanya menyangkut masalah kejiwaan. Ketiga, kedua profesi ini pun memiliki konsentrasi praktik yang sama, berupa upaya penanganan, pencegahan, pendiagnosaan dan pemberian terapi. 

Ya, keduanya sama tapi berbeda. Sama dalam hal mendalami ilmu kejiwaan. Seperti yang terdapat dalam Kode Etik Psikologi yang diterbitkan Himpsi (Himpunan Psikolog Indonesia), Senin (21/6/2010), psikolog dan psikiater sama-sama mendalami ilmu kejiwaan dan segala hal yang berhubungan dengan perkembangan manusia. Berbeda dari beberapa segi. Jadi, meskipun keduanya sama-sama menyangkut masalah kejiwaan, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. 

Sebenarnya apa yang membedakan kedua profesi tersebut? 

1. Psikolog 
Tentang Psikolog. Psikolog adalah sarjana psikologi yang telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog.  Seseorang yang mendapatkan gelar “M.Psi.” di belakang namanya diperoleh ababila  telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog. Oleh karena itu, orang yang kuliah S1-nya di fakultas psikologi, jika ingin menjadi psikolog, harus meneruskan S2 di bidang profesi psikologi. Karena, jika ia meneruskan di bidang sains psikologi, maka gelarnya nanti adalah “M. si.” atau magister sains. namun, saat ini title magister sains psikologi  bukan lagi "M.Si" tetapi "M.Psi"

Jika seseorang yang kuliah S1-nya non-psikologi, namun ingin meneruskan kuliah S2 di bidang psikologi. Orang tersebut mau-tak-mau harus mengambil bidang sains psikologi, sebab bidang profesi psikologi hanya diperuntukkan kepada lulusan S1 psikologi. Oleh karena itu, magister sains psikologi hanya boleh berkecimpung dan mengembangkan keilmuan bidang psikologi saja tanpa bisa melakukan praktek psikologi. 

Jadi berbeda ya... antara Psikolog dan Magister Sains Psikologi


Praktek Psikolog. Seorang psikolog, atau lulusan S2 profesi psikologi, nantinya mendapatkan izin praktek psikologi yang bisa digunakan untuk membuka biro konsultasi sendiri, ataupun bergabung menjadi tenaga konsultan psikologi di biro orang lain. Seorang psikolog juga punya hak untuk terhadap alat tes psikologi. Artinya, seorang psikolog dapat menyimpan, menggunakan dan mengoprasikan alat tes psikologi, serta menginterpretasikan hasil tes kliennya. Jadi, psikolog juga bisa disebut praktisi psikologi.
Hak terhadap alat tes psikologi ini hanya dipegang oleh Psikolog, dan bukan Magister Sains Psikologi. Namun, magister sains psikologi dapat mengembangkan teori psikologi yang sudah ada, dan dapat bekerja sebagai dosen di fakultas psikologi. Oleh karena itu, Magister Sains Psikologi dapat juga disebut ilmuwan psikologi.
Orang yang memperoleh penanganan  Psikolog disebut klien. Karena psikolog dapat menggunakan alat tes (misalnya mengungkap bakat minat seseorang) serta lebih fokus pada aspek sosialnya, seperti memberikan penanganan berupa terapi psikologi (psikoterapi).
Jadi, pembaca yang akan konsultasi  ke psikolog, tidak usah takut apakah dirinya sakit jiwa atau dianggap demikian oleh orang lain!
2. Psikiater

Tentang Psikiater. psikiater adalah dokter spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (sarjana kedokteran), pendidikan profesi sebagai dokter dan pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa. Jadi Psikiater adalah dokter yang mempelajari ilmu jiwa. Maksudnya, gelar  sarjana strata satu (S1) nya adalah sarjana kedokteran, kemudian dia mengkhususkan diri untuk memfokuskan pada kejiwaan manusia. Jadi psikiater adalah dokter (S1) yang meneruskan pendidikannya di bidang psikiatri (S2). Oleh karena itu, seorang psikiater di depan namanya memperoleh gelar “dr. …”, dan dan dibelakang namanya memperoleh gelar "...., Sp.,Kj". 

Orang yang memperoleh penanganan Psikiater disebut pasien


Praktek Psikiater. Dalam hal pemberian terapi obat-obatan (farmakoterapi) hanya boleh dilakukan oleh psikiater, yang notabene berlatar belakang kedokteran yang lebih banyak berkecimpung pada penanganan secara klinis. Oleh karena itu, psikiater mengobati pasiennya, yang punya masalah kejiwaan, dengan memberikan obat karena beberapa penyakit jiwa bisa jadi disebabkan oleh keadaan tubuh yang sedang tidak sehat, atau ada yang bisa disembuhkan atau dikurangi dengan mengobati organ tubuh yang berhubungan dengan gejala kejiwaan yang sedang diderita.


JADI...

Perbedaan Psikolog dan Psikiater?
1. Jika lihat dari latar belakang pendidikan, psikolog adalah sarjana psikologi yang telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog. Sedangkan psikiater adalah dokter spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (sarjana kedokteran), pendidikan profesi sebagai dokter dan pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa.

2. Psikiater boleh memberikan obat sedangkan psikolog tidak boleh memberikan obat. Artinya, Terapi obat-obatan ini hanya boleh dilakukan oleh psikiater, yang notabene berlatar belakang kedokteran yang lebih banyak berkecimpung pada penanganan secara klinis. Sedangkan psikolog dapat menggunakan alat tes (misalnya mengungkap bakat minat seseorang) serta lebih fokus pada aspek sosialnya, seperti memberikan penanganan berupa terapi psikologi (psikoterapi).

Meskipun terdapat perbedaan antara keduanya, namun dalam pelaksanaannya, baik psikolog maupun Psikiater dapat saling bekerja sama. Psikolog dapat mereferensikan kliennya untuk berkonsultasi pada psikiater atau ahli lainnya bila dirasa ada hal yang perlu ditangani lebih lanjut, maupun sebaliknya. Hal ini tergantung pada kasus atau permasalahan yang dihadapi klien dan tergantung pada aspek mana yang perlu ditangani terlebih dahulu.



Permasalahan yang umumnya ditangani oleh psikolog maupun psikiater adalah masalah-masalah seputar penyimpangan perilaku misalnya kenakalan remaja, phobia sekolah, masalah kecemasan, konflik keluarga, krisis percaya diri , hingga masalah gangguan halusinasi, schizophrenia, dan lainnya.



Nah, sudah mengerti kan bedanya psikolog dan psikiater. Mudah-mudahan bermanfaat… :-)



Links
Berikut ini situs-situs yang membahas tentang psikolog, psikiater, dan/atau psikologi:
Psikologi Medis, Apa Itu? [Kompas. Com]
Mengapa Takut ke Psikiater [Harian Online Kabar Indonesia]
Apa Beda Psikolog dan Psikiater? [health.detik.com]

Senin, 31 Desember 2012

Modul Mengatasi Kecemasan Pada Ibu Hamil


MODUL PELATIHAN MENGATASI KECEMASAN PADA IBU HAMIL

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN MENGATASI KECEMASAN
PADA IBU HAMIL

Jam
Acara
Narasumber
Instruktur
Keterangan
13.00 - 14.00
14.00 – 15.00
15.00 – 16.00
16.00 – 18.00
18.00 – 19.00
19.00 – 20.00

20.00 – 05.00
Check In Hotel*
Persiapan Pembukaan
Pembukaan
ISHOMA
Makan malam
Sessi 1 – Pengetahuan Seputar Kehamilan
Istirahat



Indoor


05.00 – 05.30
05.30 – 06.00
06.00 – 07.30
07.30 – 08.30


08.30 – 09.00
09.00 – 10.00
10.00 – 12.30


12.30 – 16.00
16.00 – 17.00
17.00 – 18.00
Jalan-Jalan Pagi
Istirahat Sejenak
Persiapan dan Makan Pagi
Sessi 2 – Teori & Praktek Senam Hamil dalam Mengatasi Kecemasan Pada Ibu Hamil
Coffe Break
ISHOMA
Sharing Seputar Kehamilan & Selama Pelatihan

ISHOMA
Penutupan
Check Out


Outdoor

Indoor
Indoor






Indoor


Indoor

Waktu                                           : 90 menit
Tujuan                                           : Mengetahui pengetahuan tentang seputar kehamilan
Peserta Pelatihan         : 10 – 15 Orang*
Metode                                         : Indoor, Ice Breaking Pembukaan, materi, Game, Sharing, dan Ice Breaking Penutup
Alat Bantu                                    :  1. Papan Tulis atau White Board; 2. Spidol;  3. Kertas A4; 4. Bolpoint
Langkah-langkah          :                 
1.     Persiapan dan pembukaan (10 Menit)
·       Instruktur mengkondisikan peserta dalam ruangan agar dapat mengikuti sesi pertama dengan baik
·       Instruktur membuka sesi pertama dengan salam dan tepuk tangan
·       Ice Breaking pembukaan
·       Intruktur menyampaikan prolog materi dan memperkenalkan para peserta dengan instruktur
2.     Materi (30 Menit)
·       Pemateri meminta para peserta untuk menyimak apa yang akan disampaikan
·       Pemateri menyampaikan Materi sesi 1
·       Setelah materi selesai, pemeteri meminta menuliskan hal-hal yang belum dimengerti untuk sharing
·       Peserta melakukan tanya jawab/diskusi dengan pemateri
3.     Sharing (35 Menit)
·       Sharing dilakukan oleh peserta dan pemateri untuk mengeluarkan unek-unek yang ingin disampaikan dan dilakukan secara face to face agar tercipta kedekatan peserta dengan pemateri sehingga peserta tidak ragu untuk konsultasi
·       Setiap peserta diberikan kesempatan untuk mengeluarkan semua pertanyaan yang masih menggantung tentang seputar kehamilan
4.     Game (5 menit)
·       Instruktur memberikan penjelasan mengenai game yang akan dimainkan. Game yang akan dimainkan adalah “Ibu yang baik”.
·       Instruktur memberi instruksi. Ibu hamil diminta untuk memejamkan mata, memegang perutnya dan mengelusnya. Sembari membayangkan kelak menjadi ibu yang baik untuk anak yang akan dilahirkannya dan membayangkan hal-hal positif yang akan terjadi pasca melahirkan.
5.     Ice Breaking Penutup (10 Menit)
·           Instruktur menyampaikan terima kasih kepada peserta atas kesediaan dan antusiasnya dalam mengikuti materi & game sessi I.
·           Materi sessi I ditutup dengan ice breaking dan salam semangat.


MATERI SESI 1 “PENGETAHUAN SEPUTAR KEHAMILAN”

Kehamilan merupakan masa yang ditunggu-tunggu
yang merupakan kebahagiaan tiada tara dan kebanggaan bagi seorang ibu


Pengantar
Dalam sebuah ikatan perkawinan selain bertujuan untuk mengikat suatu hubungan agar menuju ikatan yang harmonis, pada dasarnya perkawinan itu sendiri bertujuan untuk mencetak generasii penerus. Artinya dengan kata lain ikatan perkawinan bertujuan untuk menghasilkan keturunan atau anak. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan melalui rahim seorang wanita. Betapa bahagianya seorang ibu yang menanti-menanti kehamilan. Kemudian saat itu tiba, saat dimana sang ibu mengandung janin yang selama ini diinginkan.
Saat ibu mengandung, banyak hal-hal yang harus dilakukan dan harus dihindari. Adapula beberapa hal yang penting diketahui seorang ibu hamil, terutama bagi ibu yang baru pertama kali mengandung. Dimana hal tersebut mungkin belum diketahui sang ibu.
Untuk itulah penting diketahui oleh seorang wanita umumnya, dan ibu hamil khususnya untuk mengetahui serba-serbi seputar kehamilan.
Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998). Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2002). Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kahamilan (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan.
2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
a) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.
b) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi.
2) Nausea (enek/mual) dan emesis (muntah)
a) Pengaruh ekstrogen dan progresteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
b) Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering terjadi pada pagi hari (morning sickness).
c) Dalam batas yang fisiologisnkeadaan ini dapat diatasi.
d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
3) Sering buang air kecil
a) Trimester I : karena kandung kencing tertekan uterus yang mulai membesar.
b) Trimester II dan III : karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
4) Pimentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanosfor dan kulit.
a) Sekitat pipi : cloasma gravidarum Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.
b) Dinding perut
(1) Striae lividae
(2) Striae nigra
(3) Linea alba makin hitam
c) Sekitar payudara
(1) Hiperpigmentasi areola mamae
(2) Putting susu makin menonjol
(3) Kelenjar Montgomery menonjol
(4) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
5) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.
6) Payudara menjadi tegang dan membesar
a) Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.
b) Payudara membesar dan menegang.
c) Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

7) Obstipasi atau konstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid, sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
8) Epulis. Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila
9) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
a) Karena pengaruh dari ekstrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
b) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
c) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghitung setelah persalinan.
10) Mengidam
Wanita sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.
11) Sinkope atau pinsan
a) Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pinsan.
b) Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu. (Manuaba, 1998)
b. Tanda-tanda mungkin hamil
1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
a) Tanda hegar. Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
b) Tanda piscasek Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran perut.
c) Tanda Chadwick. Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebirubiruan.
d) Tanda braxton-hicks. Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
e) Teraba ballottement
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Sebagian kemungkinan positif palsu (Manuaba, 1998).
c. Tanda-tanda Pasti
1) Terdengar Denyut Jantung Janin.
2) Terasa pergerakan janin dalam rahim
3) Pemeriksaan ultrasonografi
a) Terdapat kantong hamil, hamil 4 minggu
b) Terdapat fetal plate, hamil 4 minggu
c) Terdapat kerangka janin, hamil 12 minggu
d) Terdapat denyut jantung janin, hamil 6 minggu.
4) Pemeriksaan rontgen untuk melihat kerangka janin (Sarwono, 1999).

3. Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. (Mochtar, 1998).
Berikut merupakan gambar perkembangan janin:
Janin usia Delapan Minggu
Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun belum berkembang sempurna. Mata dan telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat. Dengan ultrasound kita dapat melihat jantung janin berdenyut.
                         
Janin usia Duabelas Minggu
Panjang janin sekarang sekitar 6,5 cm dan bobotnya sekitar 18 gram. Kepala bayi menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan dan kaki terbentuk dan kuku mulai tumbuh. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan lengannya, tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.
Janin usia Enambelas Minggu
Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35 gram. Dengan bantuan scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat melihatnya bergerak-gerak. Ia menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya, menendang dan menyepak. Inilah tahap paling awal di mana ibu dapat merasakan gerakan bayi. Rasanya seperti ada seekor kupu-kupu dalam perutmu. Tetapi, ibu tidak perlu khawatir jika belum dapat merasakan gerakan ini. Jika si bayi adalah anak pertama, biasanya ibu agak lebih lambat dalam merasakan gerakannya.
Janin usia Duapuluh Minggu
Bayi masih berenang-renang dalam lautan air ketuban. Ia tumbuh dengan pesat, baik dalam bobot maupun panjangnya yang sekarang telah mencapai 25 cm, yaitu separuh dari panjangnya ketika ia dilahirkan nanti dan bobotnya sudah sekitar 340 gram. Bayi membuat gerakan-gerakan aktif yang dapat dirasakan ibu. Mungkin ibu memperhatikan ada saat-saat di mana bayi tampaknya tidur, dan saat-saat ia melakukan banyak gerak.
Janin usia Duapuluh Empat Minggu
Sekarang panjang bayi sekitar 32 cm dan bobotnya 500 gram. Ibu dapat merasakan bagian-bagian tubuh bayi yang berbeda yang menyentuh dinding perutnya. Otot rahim ibu meregang dan terkadang ibu merasakan sakit di bagian perutnya.   
Janin usia Tigapuluh Minggu
Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mungkin mengalami tekanan di bagian diafrakma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar 1700 gram dan panjangnya sekitar 40 cm.
Janin usia Tigapuluh Enam Minggu
Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia dapat turun ke rongga pinggul ibu. Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya montok. Apabila ia bangun, matanya terbuka dan ia dapat membedakan antara terang dan gelap. Sekarang panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya berkisar antara 2500 hingga 4500 gram.

Janin usia Tigapuluh Tujuh hingga Empatpuluh Dua Minggu
Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang telah diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal yang diperkirakan. Waktu yang telah lama dinanti hampir tiba dan si bayi akan segera melihat dunia.
(Dayyan Farras Al-Humaidy, usia 4 hari)


                                                                                                                     

Teori & Praktek Senam Hamil
dalam Mengatasi Kecemasan pada Ibu Hamil
Waktu                        :  90 Menit
Tujuan                        :  memberi pengetahuan tentang fungsi senam hamil, sehingga nantinya bisa dipraktekkan secara berkelanjutan
Metode                      :  Indoor, Ice Breaking Pembukaan (10 Menit), materi (20 Menit), praktek 30 (menit) , Sharing (20 Menit), dan Ice Breaking Penutup (10 Menit)
Alat Bantu                 :  1. Kasur lipat untuk senam
                                      2. Spidol atau Bolpoint
                                      3. Kertas Note Book
Langkah-langkah       : 
1.     Persiapan dan pembukaan (10 Menit)
·           Instruktur mengkondisikan peserta dalam ruangan agar dapat mengikuti sesi kedua dengan baik
·           Instruktur membuka sesi kedua dengan salam dan tepuk tangan, selanjutnya diikuti dengan Ice Breaking pembukaan
·           Instruktur menyampaikan prolog materi
2.     Materi (20 Menit)
·           Pemateri memberikan materi tentang senam hamil
·           Instruktur memperagakan senam hamil
3.     Praktek (30 Menit)
·           Instuktur memandu peserta untuk memperaktekkan senam hamil
·           Instruktur mengawasi dan membantu saat peserta memperagakan senam hamil
4.     Sharing (20 menit)
·           Sharing dilakukan setelah istirahat sejenak setelah praktek dilakukan agar pengetahuan tentang senam hamil yang diperoleh lebih mendalam
5.     Ice Breaking Penutup (10 Menit)
·           Instruktur menyampaikan terima kasih kepada peserta atas kesediaan dan antusiasnya dalam mengikuti materi sesi II.
·           Materi game sesi II ditutup dengan ice breaking dan salam semangat.


MATERI SESI 2 “TEORI DAN PRAKTEK SENAM HAMIL”


Senam hamil membantu ibu hamil menghadapi proses persalinan
Lebih mudah

Pengantar
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh ibu hamil agar janin yang dikandungnya sehat. Misalnya, mengkonsumsi makanan yang bergizi, buah-buahan, sayur-sayuran, aluk-pauk dan juga bisa dilakukan senam sehat.
Senam sehat merupakan senam yang memang dikhususkan untuk para ibu hamil. Maka dari itu senam hamil di desain sedemikian rupa untuk kebaikan janin ibu, misalnya agar posisi bayi sesuai dengan perkembangan usia kehamilanya. Selain itu senam hamil diharapkan juga membantu ibu melewati persalinan dengan lancar nantinya, tentunya juga sesuai dengan kondisi ibu menjelang persalinannya nanti.
Gerakan-gerakan yang disusun dalam senam hamil dirancang untuk menghilangkan kecemasan yang timbul menjelang persalinan karena mengandung unsur rileksasi yang dapat menstabilkan kondisi emosi ibu hamil. Beberapa jenis rileksasi yang diterapkan dalam senam hamil ada rileksasi pernafasan dan rileksasi otot.
Penting kiranya mengetahui bagaimana senam hamil itu dan prakteknya. Selain itu hendaknya peserta pelatihan juga melakukan senam hamil secara berkelanjutan setelah mengikuti pelatihan sampai menjelang persalinan agar posisi bayi sesuai dengan perkembangannya dan membantu proses kelahiran nantinya, misalnya mengejan.

SENAM HAMIL
1. Pengertian
Olah raga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil, yang disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genetal, perut kian membesar, dan lain-lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal (Arief, 2008).
Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman, dan spontan (Arief, 2008). Senam hamil merupakan bagian dari perawatan antenatal pada beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, ataupun pusat pelayanan kesehatan yang lainnya.
Senam hamil bermanfaat untuk mempertahankan dan mengoptimalkan keseimbangan fisik, memelihara kesehatan kehamilan, menghilangkan keluhan yang terjadi karena perubahan-perubahan akibat proses kehamilan, dan mempermudah proses persalinan (Muhimah dan Safe’I, 2010). Dapat dijelaskan bahwa kehamilan mempengaruhi perubahan fisik dan emosi ibu hamil. Pada masa kehamilan, emosi mudah turun dan naik. Muncul rasa cemas juga takut menghadapi persalinan dan kondisi bayi dalam kandungan. Hal tersebut bisa diakibatkan perubahan hormon dalam tubuh serta adanya keinginan ibu mendapat perhatian suami dan lingkungannya. Karenanya, ibu hamil perlu memantau perkembangan kesejahteraan janin dengan bertanya ke bidan atau dokter dan mengikuti
kursus persalinan. Selama hamil, aktivitas fisik seperti olahraga harus tetap dilakukan (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Latihan fisik pada ibu hamil akan meningkatkan proses metabolisme tubuh. Peningkatan metabolisme ini akan meningkatkan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan selama proses metabolisme itu sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa latihan fisik pada senam hamil akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan oksigen (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Selain manfaat di atas, gerakan-gerakanya disusun dalam senam hamil dirancang untuk menghilangkan kecemasan yang timbul menjelang persalinan karena mengandung unsur rileksasi yang dapat menstabilkan kondisi emosi ibu hamil. Beberapa jenis rileksasi yang diterapkan dalam senam hamil ada rileksasi pernafasan dan rileksasi otot. Relaksasi pernafasan dilakukan dengan cara menaikkan perut saat menarik napas dan mengempiskan perut saat membuang napas dari mulut secara perlahan, sedangkan rileksasi otot dilakukan melalui penegangan otot-otot tertentu selama beberapa detik untuk kemudian dilepaskan. Bila ibu hamil melakukan latihan tersebut dengan benar, akan terasa efek rileksasi pada diri ibu hamil yang akan berguna untuk mengatasi tekanan atau ketegangan yang ia rasakan selama masa kehamilan berlangsung (Muhimah dan Safe’I, 2010).
2. Metode senam hamil
Saat ini ada beberapa metode yang digunakan dalam senam hamil. Sebaiknya dalam memilih metode mana yang terbaik dan paling sesuai dengan kondisi kehamilan terlebih dahulu mengkonsultasikannya kepada dokter atau pusat pelayanan kesehatan yang tersedia. Metode dalam senam hamil bermacam-macam menurut Muhimah dan Safe’i (2010), di
antaranya:
a. Metode Yoga
Metode yoga menjadi salah satu metode yang umum dilakukan dalam senam hamil. Metode yoga dalam senam hamil didasarkan pada gerakan-gerakan dasar dalam yoga sendiri, seperti pernafasan tafakkur dan postur lainnya yang akan membantu ibu hamil dalam menghadapi persalinan nanti selain juga berfungsi menjaga kesehatan si ibu selama masa kehamilan. Namun, untuk melakukan senam dengan metode yoga harus menggunakan pelatih yang ahli dalam bidang tersebut. Kalau sembarangan, dikhawatirkan akan timbul ada efek negatifnya.
b. Metode Tari Perut (Dancing Belly)
Selain dengan metode gerakan yoga sekarang ini ada juga senam hamil yang memanfaatkan tari perut (dancing belly) yang dari Timur Tengah. Menurut beberapa sumber tari perut bagi para wanita hamil akan membantu menjaga kesehatan ibu hamil dan lebih memawaskan diri dalam menghadapi persalinan nantinya. Selain membentuk kelenturan tubuh tarian ini juga berfungsi menguatkan otot-otot perut dan sekitarnya, serta menjaga aturan napas. Menurut para ahli di bidang kesehatan ibu hamil senam dengan metode tari perut untuk ibu hamil aman dipraktikkan. Direkomendasikan senam hamil dengan metode ini sebaiknya dilatih lima hingga tujuh kali dalam seminggu selama kehamilan berlangsung.

c. Metode Hypno Birthing
Hypno Birthing merupakan salah satu metode senam hamil yang relatif baru. Metode ini adalah sebuah paradigma baru dalam pelatihan persiapan melahirkan secara alami. Gerakan-gerakan dalam senam hamil dengan metode ini melibatkan rileksasi yang mendalam (relaksasi alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat, dan tanpa proses pembedahan.
d. Metode pilates
Metode senam hamil dengan metode pilates telah dikenal di banyak negara dan terbukti mampu membantu ibu-ibu yang hamil mempertahankan kebugarannya dan mempermudah proses persalinan. Gerakan-gerakan senam hamil dengan metode ini dipusatkan pada otot-otot yang berfungsi pada proses persalinan. Manfaat dari senam prenatal dengan metode pilates antara lain:
1) Membantu proses melahirkan.
2) Membuat ibu hamil lebih bugar
3) Mempertahankan bentuk tubuh baik selama kehamilan maupun setelah melahirkan.
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang disertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai
28 minggu (Manuaba, 1998).
3. Manfaat dan Tujuan
Tujuan dan manfaat senam hamil menurut Muhimah dan Safe’i (2010) antara lain:
a. Tujuan senam hamil
Tujuan dari seluruh gerakan-gerakan dari latihan senam hamil yang dilakukan adalah:
1) Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
2) Melalui senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam mekanisme persalinan.
3) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhankeluhan, letak janin, dan mengurangi sesak nafas, menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada persalinan.
4) Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan.
5) Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
6) Melonggarkan persendian, yaitu persendian yang berhubungan dengan proses persalinan.
7) Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak nafas.
8) Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
9) Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
10) Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
11) Latihan mengejan. Latihan ini khusus untuk menghadapi persalinan, agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir.
b. Manfaat senam hamil
Manfaat dari latihan senam hamil antra lain:
1) Meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot.
2) Merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi.
3) Secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh terutama kemampuan untuk memproses dan menggunakan oksigen.
4) Meningkatkan peredaran darah.
5) Meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot.
6) Meredangkan sakit punggung dan sembelit.
7) Memperlancar persalinan.
8) Mengurangi keletihan.
9) Menurunkan kecemasan saat persalianan.
10) Mempersingkat waktu persalianan.
11) Meningkatkan kesehatan ibu.
Eisenberg (1996), membagi senam hamil menjadi 4 tahap di mana setiap tahapnya mempunyai manfaat tersendiri bagi ibu hamil. Tahap dan manfaat dari senam hamil tersebut, yaitu:
b. Senam Aerobik
Merupakan aktivitas senam berirama, berulang, dan cukup
melelahkan, maka gerakan yan disarankan untuk ibu hamil adalah
jalan-jalan. Manfaatnya:
1) Meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot.
2) Merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi.
3) Secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh terutama kemampuan untu memproses dan menggunakan oksigen.
4) Meningkatkan peredaran darah.
5) Meningkatkan kebugaran dun kekuatan otot.
6) Meredakan sakit punggung dan sembelit.
7) Memperlancar persalinan.
8) Membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan makanan sehat).
9) Mengurangi keletihan.
10) Menjanjikan bentuk tubuh yang baik setelah melahirkan.
c. Kalistenik
Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang dapat membuat lebih bugar dan mengembangkan otot-otot, serta dapat memperbaiki bentuk postur tubuh. Manfaatnya:
1) Meredakan sakit punggung.
2) Meningkatkan kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan tubuh dalam menghadapi masa persalinan.
d. Rileksasi
Merupakan latihan pernafasan dan pemusatan perhatian. Latihan ini bisa dikombinasikan dengan latihan kalistenik. Manfaatnya:
1) Menenangkan pikiran dan tubuh
2) Membantu ibu menyimpan energi untuk ibu siap menghadapi persalinan.
Sebaiknya sebelum memutuskan untuk melakukan senam hamil, lakukan terlebih dahulu pemeriksaan kondisi kehamilan. kemungkinan ibu hamil memiliki kondisi kesehatan yang akan mengakibatkan efek buruk terhadap sang ibu dan tentunya janin jika memaksa untuk melakukan senam hamil. Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan sebelum melakukan senam hamil menurut Muhimah dan Safe’I ( 2010) adalah:
1. Konsultasikan terlebih dahulu kondisi kandungan kepada dokter kandungan.
2. Latihan senam hamil hanya dilakukan setelah kehamilan berusia 22 minggu.
3. Sebelum senam, sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter kandungan apakah diperbolehkan senam atau tidak
4. Gunakan pakaian yang fleksibel dan cukup nyaman untuk gerakangerakan senam.
5. Senam hamil bisa dimulai kapan saja sesuai petunjuk dokter, senam yang paling nyaman dilakukan adalah setelah memasuki trimester ketiga.
6. Senam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu
7. Latihan harus sesuai dengan kemampuan fisik ibu hamil.
8. Latihan dilakukan harus secara teratur dan disiplin.
9. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin di bawah bimbingan seorang instruktur senam hamil.
Seluruh gerakan-gerakan dalam latihan senam hamil telah disesuaikan dengan perkembangan kehamilan. Sedangkan waktu pelaksanaan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah sang janin dalam kandungan telah memasuki usia lebih dari 3 bulan atau trimester pertama. Alasannya adalah sebelum usia janin dalam kandungan menginjak masa ini, perlekatan janin dalam uterus belum terlalu kuat. Oleh karena itu, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi abortus atau kematian janin dalam kandung (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Gejala-gejala untuk menghentikan senam hamil menurut Muhimah dan Safe’i (2010) adalah:
a. Perdarahan pervaginam
b. Rasa sesak sewaktu senam
c. Sakit kepala
d. Sakit dada
e. Nyeri kelenjar otot-otot
f. Penurunan gerakan bayi intra uteri
Memasuki masa janin 6 bulan atau trimester kedua, intensitas senam hamil boleh ditingkatkan. Pada fase ini, senam lebih ditekankan untuk memperkuat tangan dan kaki. Setelah menginjak masa tiga bulan terakhir masa kehamilan atau trimester ketiga, senam difokuskan pada
penguatan punggung dan otot dasar panggul. Seluruh gerakan-gerakan yang dilakukan dalam senam hamil mulai dari trimester pertama sampai ketiga bermanfaat bagi ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan dan membantu kelancaran dan keamanan proses ini (Muhimah dan Safe’I, 2010). Senam hamil dianjurkan untuk dilakukan tidak lebih dari 30 menit.
Dalam waktu seminggu seorang ibu hamil hanya membutuhkan 3-5 kali senam hamil. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko cedera saat hamil . (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan selama melakukan senam hamil agar tidak menimbulkan gangguan pada kehamilan menurut Muhimah dan Safe’I (2010). Hal tersebut antara lain:
a. Pakailah Sepatu Penyangga
Pemakaian sepatu harus memperhatikan permukaannya yang dimaksudkan agar tidak terjadi kehilangan keseimbangan yang dapat berisiko pada ibu hamil dan kandungannya.
b. Minumlah Air dalam Jumlah Memadai
Sebaiknya minum air dilakukan sebelum, selama, dan setelah melakukan senam hamil. Hal ini untuk menghindari kehilangan cairan tubuh yang berlebihan atau dehidrasi.
c. Carilah Tempat yang Nyaman untuk Melakukan Senam
Suasana dan kondisi tempat senam akan berpengaruh pada keadaan psikologis dan tingkat kenyamanan wanita hamil selama melakukan senam. Oleh karena itu dianjurkan untuk mencari tempat yang senyaman mungkin untuk senam. Kriteria berikut dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan tempat senam yang nyaman:
1) Ruangan cukup luas, udara segar, terang dan bersih.
2) Lantai ditutup karpet supaya aman, tidak lembab dan cukup hangat.
3) Dinding ruangan dalam dilapis cermin secukupnya agar membantu ibu untuk konsentrasi dan memberi kesempatan untuk mengoreksi gerakannya sendiri.
4) Alat dan perkakas di dalam ruangan berwarna muda untuk memberi suasana tenang.
5) Ada iringan/alunan musik lembut untuk mengurangi ketegangan emosi.
d. Penuhilah Kebutuhan Kalori Selama melakukan Senam
Tubuh wanita hamil membutuhkan kalori lebih banyak dibandingkan wanita umumnya. Ketika melakukan senam, sebaiknya mengonsumsi makanan sumber kalori untuk mengganti kalori yang hilang selama melakukan senam. Bila latihan, ikuti pedoman umum yang aman dan sehat program latihan.
4. Susunan Latihan Senam Hamil
a. Tahap Teori: Pemberian Materi dan Diskusi Tahap ini berisi materi dan diskusi seputar masalah
kehamilan, persalinan, dan lebih umumnya tentang kesehatan wanita hamil. Hal ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar kehamilan dan proses alamiah lainnya yang berlangsung selama hamil selain tentu saja tentang persalinan yang merupakan tujuan utama dari dilakukannya senam hamil (Muhimah dan Safe’I, 2010). Pemberian materi dan pelaksanaan diskusi ini, kurang lebih
selama 15 menit sebelum senam dilakukan. Bagi wanita hamil yang melakukan senam di rumah atau selain di pelayanan kesehatan tertentu yang menyediakan instruktur senam. Anda bias memperoleh pengetahuan ini dengan berkonsultasi kepada dokter kandungan atau pusat informasi lainnya (Muhimah dan Safe’I, 2010).
b. Praktik
Setelah mendapatkan penjelasan umum mengenai kondisi kehamilan, tahap selanjutnya adalah melakukan bentuk-bentuk latihan senam hamil. Selama melakukan gerakan-gerakan senam hamil sebaiknya diiringi dengan penjelasan mengenai tujuan dari gerakan yang dilakukan. Penjelasan ini dimaksudkan agar wanita hamil merasakan otot-otot yang terlibat dalam senam dilakukan (Muhimah
dan Safe’I, 2010). Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan dengan lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya, sehingga proses persalinan normal berlangsung relatif cepat (Arief, 2008). Beberapa gerakan dasar senam hamil antara lain sebagai berikut:
1) Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan releks. Dilakukan sebanyak mungkin setiap hari.
2) Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dan badan sejajar dengan lantai. Kemudian, lakukan gerakan sebagai berikut: Tundukkan kepala, lihat perut bagian bawah dan pinggang diangkat sambil mengepiskan perut dan mengerutkan lubang dubur. Kemudian, turunkan pinggang dengan mengangkat kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan otot dasar panggul. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.
3) Sikap merangkak, letakkan kepala diantara kedua tangan lalu menoleh ke samping kiri/kanan, kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin kesamping. Bertahanlah pada posisi tersebut selama 1 menit, kemudian ditingkatkan menjadi 5 hingga 10 menit sesuai dengan kekuatan ibu hamil.
4) Berbaring miring ke kiri, lebih baik kearah punggung bayi. Lutut kanan diletakkan di depan lutut kiri, lebih baik diganjal bantal. Lengan kanan ditekuk di depan dan lengan kiri di belakang badan.
5) Berbaring miring, kedua lengan dan kedua lutut ditekuk, di bawahkepala diberi bantal dan di bawah perut pun sebaiknya diberi bantal agar perut tidak menggantung. Tutup mata, tenang, dan atur pernafasan dengan teratur dan berirama.
6) Berbaring terlentang, kedua lutut dipegang kedua tangan dan usahakan rileks. Kemudian, lakukan kegiatan seperti berikut: buka mulut secukupnya, kemudian mulut ditutup. Lalu, mengejan seperti gerakan membuang air besar. Gerakannya ke bawah badan dan ke depan. Setelah tidak dapat menahan karena lelah, kembali keposisi awal. Ulang latihan ini sebanyak 3-4 kali, dengan interval 2 menit (Arief, 2008).











* Peserta boleh didampingi suami atau 1 0rang keluarga peserta, selama mengikuti pelatihan
* Peserta dibatasi 10-15 orang demi keberhasilan dan maksimalnya pelaksanaan latihan